TIM MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI UNY MERAIH PENGHARGAAN DI LOMBA INOVASI DIGITAL MAHASISWA (LIDM) 2021

Tim 404 yang beranggotakan Alim Tegar Wicaksono (Program Studi Teknologi Informasi 2020), Ikhwan Inzaghi Siswanto (Program Studi Teknologi Informasi 2020), dan Maria Bernadetha Charlotta Wonda Tiala (Program Studi Teknologi Informasi 2020) berhasil meraih Juara 2 Divisi Materi Digital Pendidikan di ajang lomba yang sama. Penjurian babak final diselenggarakan pada tanggal 18-19 September 2021 secara daring karena masih dalam suasana pandemi.

Pada tahun 2021, LIDM diikuti oleh peserta dari berbagai universitas di Indonesia. Jumlah total peserta adalah 1,827 kelompok. Mereka diwajibkan untuk membuat proposal dan video dengan pencapaian kerja minimal 50%. Pada tanggal 15 Juli terpilih 100 kelompok masuk ke babak final. Pada babak final dilakukan tanya jawab antara peserta dan juri, setelah sebelumnya peserta harus menyelesaikan karyanya hingga 100% dan mengunggah video karya akhir.

Tim 404 menghasilkan karya dengan judul “Edugraph: Media Pembelajaran Menulis Anak Disgrafia Berbasis Aplikasi Web dengan Teknologi OCR (Optical Character Recognition) untuk Evaluasi Tulisan”. Menurut Alim Tegar Wicaksono, mereka mengembangkan Edugraph yang merupakan media pembelajaran berbasis aplikasi web yang bertujuan untuk membantu Anak Berkesulitan Belajar (ABB) dalam hal ini yaitu anak dengan Disgrafia. Anak dengan Disgrafia memiliki gangguan di bagian saraf motorik halus yang menyebabkan anak tersebut kesulitan untuk mengungkapkan pikiran ke dalam komposisi tulisan. Aplikasi Edugraph  memiliki fitur senam motorik, materi pelajaran, dan tes menulis. Pada senam motorik terdapat 17 gerakan senam yang berbeda untuk meningkatkan keefektivitasan anak dalam menulis. Kemudian pada materi pelajaran berisi tabel karakter yang terdapat 3 jenis karakter, yakni huruf, angka dan simbol.  Selain itu, terdapat tes menulis yang dibagi menjadi 2 kategori, yaitu tes menulis dengan kanvas dan tes menulis dengan alat tulis, pada tes menulis pada kanvas, anak disgrafia diharuskan menulis suatu karakter pada media bernama kanvas menggunakan jarinya, kemudian pada tes menulis dengan alat tulis, anak disgrafia diharuskan menulis pada media seperti kertas lalu memfotonya untuk menjawabnya. Fitur yang kami kembangkan dibuat berdasarkan beberapa metode yaitu occupational therapy, multisensory techniques, gamifikasi, root problem solving, self esteem, dan accessible. Dengan aplikasi Edugraph ini semoga kami dapat memberikan kemudahan atas kesulitan belajar yang dihadapi anak disgrafia dan juga meningkatkan awareness akan ABB (khususnya disgrafia) kepada masyarakat.

Keberhasilan kedua tim mendapat dua juara sekaligus dalam kompetisi ini tidak lepas dari persiapan yang mereka lakukan selama berbulan-bulan dan dibimbing langsung oleh Pradana Setialana, M.Eng. Karya tersebut juga telah dicatatkan Hak Ciptanya. Anggota tim berpesan agar mahasiswa di era saat ini untuk jangan pernah lelah untuk berinovasi dengan teknologi. Karena sesungguhnya teknologi itu ada untuk memudahkan segala urusan manusia, dan akan terus berkembang tiap detiknya. Maka dari itu gunakan teknologi untuk menciptakan kemudahan di hal kecil sekalipun.